Pages

Kamis, 26 September 2013

PATIENCE




01 : 01 ketika mataku kembali mulai mencekung
Air mataku berlinang karena aku merindukanmu
Tapi aku masih bisa tersenyum
Kasih, aku memikirkanmu setiap hari
Ada saat-saat ketika aku tak yakin
Tapi kau yakinkan aku
Tak ada lagi keraguan
Kini kau ada di dalam hatiku


Kubilang, kasih, santailah
Semuanya akan baik-baik saja
Yang kita butuhkan hanyalah sedikit kesabaran
Kubilang, manis, nikmatilah
Dan kita berdua kan baik-baik saja
Yang kita butuhkan hanyalah sedikit kesabaran
(Kesabaran)


Aku duduk di tangga ini
Karena aku tak  lebih baik jika aku sendiri
Jika bukan engkau yang menemaniku,
Kan kutunggu, sayang
Kadang aku memang keterlaluan
Tapi aku tak dapat memutar waktu

Tapi kau tahu, cintaku
Satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan


Karena lampu kan bersinar terang
Kau dan aku sama-sama membutuhkan
Agar itu  terwujud, kita takkan berpura-pura
Aku takkan pernah merusaknya lagi
Karena aku tak bisa mendapatkannya selain padamu
...

writer : F.I.K
.

Selasa, 10 September 2013

Ketika Nada Menyapa Hujan

Ketika Nada Menyapa Hujan

Ada yang bilang hujan itu bencana, tapi banyak juga yang berkata bahwa hujan itu anugerah.
Hujan pengundang keluhan, tetapi juga pembangkit memori. 
Hujan adalah hal yang dibenci hewan-hewan berbulu bermata manja, tapi kesukaan para katak dan penghuni ekosistem rumput. 
Hujan itu pencipta kerusakan bagi sepatu-sepatu berbahan kanvas, tetapi juga penilai ketangguhan sebuah sandal jepit kacangan. 
Hujan penghambat manusia berlibur akhir pekan, tapi juga pemberi nafkah bagi para penjaja payung jalanan.

Hujan itu minus. Hujan itu plus.
Hujan itu menyebalkan. Hujan itu menyenangkan.
Hujan membawa kesedihan. Hujan itu mencipta kerinduan.
Hujan memaksa saya melihat segala sesuatu dari dua sisi. Dua sudut pandang. Dua pasang mata. Dua otak. Bahkan dua hati. 


Dan sebenarnya, hujan membuat saya membahana. Memaksa saya untuk tersenyum bahagia. Dan, saya tak bisa mengelak, tentunya. Hujan berhasil membuai saya, dalam sebuah euforia yang luar biasa. Mengalirkan sejuta kata tak tersurat, yang hanya sanggup melayang di tayangan salindia otak. Melambungkan sebuah imaji, akan masa lalu, sekarang, dan masa datang. Menjadi mesin waktu yang mampu berpindah-pindah, lebih hebat dari laci milik Nobita, ataupun mobil di film "Back To The Future". 


"Katakan kalau hujan adalah utusan langit untuk bumi
Mengantarkan surat rindu tak tertahan
Selama 6 bulan  dalam 365 hari
Lantas, setelah selesai bertugas
Hujan menyapa ramah tanah
Mengajaknya bermain gundu
Atau sekedar berlarian riang
menyambut kedatangan pelangi"


Selamat datang Musim Penghujan!
"welcome september rain"

by : "franata indra kusuma"